Peretas China Menyusup ke Infrastruktur Penting AS, Tunggu Serangan Dahsyat

yans admin
Agustus 29, 2024
0 Komentar
Beranda
Peretas China Menyusup ke Infrastruktur Penting AS, Tunggu Serangan Dahsyat
Siluet peretas China

Siluet peretas China

Kelompok peretas dari China yang dikenal sebagai LuoYu menyebarkan malware stealer melalui pembaruan aplikasi.

FBI: Peretas China Menyusup ke Infrastruktur Penting AS, Tunggu Serangan Dahsyat

Direktur FBI, Christopher Wray, mengungkapkan adanya peretas yang terkait dengan pemerintah China yang telah berhasil menyusup ke infrastruktur penting di Amerika Serikat. Wray menyebut bahwa peretas ini sedang menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan dahsyat terhadap infrastruktur penting AS.

Wray menyampaikan informasi tersebut pada Kamis, 18 April 2024, dalam sebuah pidato di Universitas Vanderbilt. Kampanye peretasan yang dikenal dengan nama "Volt Typhoon" telah mendapatkan akses ke banyak perusahaan Amerika yang bergerak di bidang telekomunikasi, energi, air, dan sektor penting lainnya. Setidaknya 23 operator pipa menjadi sasaran peretasan ini.

Menurut Wray, China sedang mengembangkan kemampuan untuk menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur penting AS pada waktu yang mereka pilih. "China sedang mengembangkan kemampuan untuk secara fisik mendatangkan malapetaka pada infrastruktur penting kita pada waktu yang mereka pilih," ujar Wray dalam KTT Vanderbilt tentang Konflik Modern dan Ancaman yang Muncul pada tahun 2024, seperti dikutip dari Reuters.

Wray juga memperingatkan bahwa rencana China termasuk serangan ringan terhadap infrastruktur sipil untuk mencoba menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Namun, ia menyatakan bahwa sulit untuk menentukan maksud dari aksi dunia maya ini, yang sejalan dengan niat China untuk menghalangi AS dalam membela Taiwan.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan tidak pernah menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk menguasai pulau tersebut. Sementara itu, Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan berpendapat bahwa hanya rakyat pulau tersebut yang dapat menentukan masa depan mereka.

Awal pekan ini, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa insiden ini bukanlah tindakan pemerintah China, melainkan merupakan aktivitas kelompok kriminal ransomware.

Kedutaan Besar China di Washington juga merujuk kembali pada komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri China. "Beberapa pihak di AS telah menggunakan penelusuran asal-usul serangan siber sebagai alat untuk menyerang dan menjebak China, mengklaim AS sebagai korban, sementara yang terjadi sebaliknya, dan mempolitisasi masalah keamanan siber," ujar pernyataan tersebut.

Wray menyebutkan bahwa peretas China mengoperasikan serangkaian botnet, yaitu konstelasi komputer pribadi dan server yang disusupi di seluruh dunia, untuk menyembunyikan aktivitas dunia maya mereka yang berbahaya. Penggunaan botnet ini membantu peretas menyamarkan jejak mereka dan mengaburkan asal-usul serangan mereka.

Pernyataan ini menambah kekhawatiran akan keamanan infrastruktur penting AS di masa depan. Wray mendesak pihak berwenang dan perusahaan terkait untuk tetap waspada dan meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk menghadapi potensi ancaman dari peretas China.

Penulis blog